Tahun ini Kementerian Pariwisata memiliki tugas untuk mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara.
Untuk memenuhi target tersebut, Menteri Pariwsata Arief Yahya menyiapkan tiga strategi yang terdiri dari strategi ordinary, extra ordinary, dan super ordinary.
"Pertama kita sebut ordinary strategy. Seperti orang lain melakukan promosi. Ada branding (memberi label) ada advertising (mengiklan), selling (menjual). Tiga program kita lakukan. Indonesia melompat 100 peringkat selling kita pertumbuhannya tercepat ke sembilan di dunia," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam wawancara khusus KompasTravel beberapa waktu lalu di Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Strategi kedua, extra ordinary program menurut Arief terdiri dari pemberian insentif untuk maskapai, terutama yang membuka rute baru.
Kemudian memberi diskon besar besaran saat musim sepi wisatawan atau low season. Strategi ini dijelaskan Arief sudah dilakukan di Kepulauan Riau, khususnya Batam dan Bintan.
Ketika okupansi akomodasi di akhir pekan mencapai 80-90 persen, sebaliknya di hari biasa hanya 30-40 persen. Untuk itu pada hari biasa diberi diskon besar-besaran untuk menarik wisatawan.
Menurut Arief cara ini terbilang sukses dengan naiknya wisatawan mancangera, khususnya dari Singapura sampai 500.000 orang pada 2018 dibanding 2017.
"Pada strategi ordinary ini ada namanya Competing Destination Model (CDM)," kata Arief.
Ia menjelaskan CDM memanfaatkan teknologi untuk masuk dalam pencarian destinasi wisata.
Contoh yang dijelaskan msialnya seseorang mencari kata kunci 'spot diving terbaik di dunia, Galapagos dan Maladewa'. Lewat pencarian itu akan masuk pilihan wisata selam di Indonesia pada mesin pencarian juga iklan di situs yang dibuka orang tersebut.
"Tapi kamu harus tahu juga, 70 persen orang search (cari) dan share (bagi) menggunakan digital. Bahkan turis China. Sementara yang konvensional tetap kita kerjakan," jelas Arief.
Lewat strategi ordinary dan extra ordinary sudah digunakan pada 2018 dan berhasil mendatangkan 15,81 juta wisatawan mancangera.
Untuk menggenjot jumlah wisman sampai 20 juta, maka strategi ketiga yakni super ordinary dengan menyelenggarakan border tourism akan digiatkan pada 2019.
"Jadi border tourism tidak kita garap sementara. Sementara negara lain menggarapnya secara intensif," jelas Arief.
No comments:
Post a Comment