Tradisi terkait Ramadhan tersebar di berbagai penjuru Nusantara, bahkan dunia. Di Pulau Jawa, setidaknya ada enam tradisi khas bulan suci yang perlu Anda ketahui.
Di daerah Jogja dan Solo Raya, sungkeman merupakan salah satu tradisi yang dilakukan saat Lebaran tiba. Sungkem dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.
Orang yang lebih muda akan bersimpuh mengatupkan tangannya kepada orang yang lebih tua sembari mengucapkan permintaan maaf atas kesalahan-kesalahan yang ia lakukan baik yang ia sadari ataupun tidak.
Tradisi sungkeman juga dilakukan di kalangan keraton. Setiap lebaran terdapat acara Ngabekten di Keraton Jogjakarta dimana para kerabat keraton akan melakukan sungkeman kepada Kanjeng Sultan.
Padusan merupakan salah satu tradisi di Jawa di mana orang-orang membersihkan dirinya sehari sebelum puasa. Padusan berasal dari kata adus atau mandi. Tradisi Padusan seringnya dilakukan oleh orang-orang di daerah-daerah yang memiliki banyak sumber mata air alami atau yang kerap disebut umbul, seperti Klaten atau Boyolali.
Tradisi padusan merupakan warisan leluhur. Sebenarnya maksud dari padusan adalah untuk membersihkan jiwa dan raga agar siap menghadapi bulan suci Ramadhan. Jadi jaman dahulu sebenarnya padusan dilakukan seorang diri di tempat yang sepi. Namun kini padusan dilakukan secara beramai-ramai di kolam renang, maupun di mata air.
Wahana wisata kolam renang maupun umbul selalu saja ramai saat momen padusan berlangsung. Sebagai contoh, umbul manten kemarin terlihat ramai ketika Padusan tiba.
Tradisi Dandangan merupakan tradisi yang berasal dari daerah Kudus. Dandangan diyakini sebagai salah satu tradisi peninggalan Sunan Kudus sejak 450 tahun lalu, yang dilakukan untuk menyambut datangnya awal Ramadhan.
Dulunya pengumuman awal bulan puasa dilakukan oleh Jakfar Shodiq melalui pengeras suara di Menara Kudus sembari diiringi tabuhan bedug masjid. Bunyi bedug dang, dang, dang itulah yang kemudian kerap disebut dandangan.
No comments:
Post a Comment