Saat ini Ubud di Gianyar, Bali sedang dinilai oleh United Nations World Tourism Organization ( UNWTO) untuk penetapan sebagai Destinasi Gastronomi Dunia. Proses pengajuan Ubud menjadi Destinasi Gastronomi Dunia sudah dilakukan oleh Kementerian Pariwisata selama tiga tahun.
Ada beberapa faktor yang membuat Ubud dipilih dari sekian banyak daerah di Indonesia yang kaya akan produk makanan dan minuman yang khas.
"Destinasi kuliner ditetapkan zaman Ibu Mari (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia 2011-2014). Begitu pula dengan 30 makanan nasional, saya hanya melanjutkan dan harus disertifikasi oleh UNWTO," jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya di acara jumpa pers Destinasi Gastronomo Dunia dari UNWTO, Gedung Sapta Pesona, Selasa (11/6/2019).
Pada masa kepemimpinan Marie Elka Pangestu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menetapkan tiga destinasi kuliner yakni Bali, Bandung, dan Joglosemar (Yogya, Solo, dan Semarang).
Bali diwakili oleh Ubud, Gianyar menjadi destinasi pertama yang diajukan oleh Kementerian Pariwisata pada masa kepemimpinan Arief Yahya untuk disertifikasi oleh UNWTO. Arief menyebutkan untuk punya destinasi kuliner global maka memerluka sertifikasi bertaraf global pula.
Ubud sendiri dipilih Kemenpar lantaran disebutkan memenuhi berbagai kriteria khusus yakni kuliner yang sudah menjadi gaya hidup, penggunaan produk lokal di kawasan tersebut, makanan yang terkait dengan budaya dan sejarah, adanya kisah di balik makanan, serta nutrisi dan kesehatan.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata, Vita Datau menyebutkan Ubud juga didukung oleh makanan khas Puri Ubud (istana) yang memberi nilai lebih, serta pemerintah daerah yang cukup baik dalam menyiapkan serta melaksanakan berbagai program yang mendukung pariwisata lokal.
"Indonesia punya banyak sekali pilihan untuk gastronomi, tetapi itu kembali lagi bagaimana dikembangkan. Kita bisa punya potensi tetapi jika tidak dikembangkan tidak dapat dipromosikan juga," jelas Project Speisalis dari UNWTO, Aditya Amaranggana.
Peran pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lain berperan penting untuk pengembangan sebuah destinasi gastronomi. Dengan adanya destinasi gastronomi, Aditya menyebutkan diharapkan penyebaran sektor ekonomi tidak hanya berpusat ke satu tempat, tetapi juga ke daerah lain.
"Misalnya kalau di Bali tidak hanya berfokus ke Kuta saja, jadi ini juga bisa untuk pemerataan dari sektor pariwisata," jelas Aditya.
Aditya tidak menutup kemungkinan jika Ubud berhasil melalui penilaian UNWTO dan menjadi Destinasi Gastronomi Dunia pertama pada 2020, maka daerah lain di Indonesia dapat menyusul.
Kemenpar sendiri menyiapkan Bandung dan Joglosemar untuk menyusul Ubud sebagai Destinasi Gastronomi Dunia berikutnya.
No comments:
Post a Comment